Islamic Studies

Iyyaka na'budu wa iyyaka nastaien

Dilarang Berhenti Sejenak >> waiman cakrabuana


JenuhSudah terkenal, kaum Anshar adalah penduduk Madinah (Yatsrib) yang rela berkorban demi kejayaan Islam, sejak Rasulullah dan para sahabat Hijrah ke bumi Yatsrib. Tak terhitung pengorbanan mereka demi kejayaan Islam. Bukan hanya harta, hingga nyawa bukan barang yang mahal untuk dikorbankan.

Hingga suatu saat manakala Islam sudah kokoh berdiri kaki kakinya di Madinah, dan kaum kafir Quraisy sudah mengalami kekalahan psikologis. Terjadi pembicaraan pembicaraan rahasia diantara sebagian mereka (kaum Anshar). Diantara percakapan mereka ada yang berkata: “ bahwa harta benda kita telah habis dan Allah telah mengangkat agama kita menjadi jaya. Maka sekiranya kita mempertahankan harta benda itu, lalu mengganti mana yang telah habis …!”

Pembicaraan mengenai hasrat untuk berhenti sejenak dari berjuang dan berkorban dijalan Allah ini, terhenti setelah ditegur oleh “kabar langit” yang mengecam rencana mereka. Turunlah QS Al-Baqarah (2) ayat 195.

وأنفقوا في سبيل الله ولا تلقوا بأيديكم إلى التهلكة وأحسنوا إن الله يحب المحسنين

“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”

(( salah satu Asbab Nuzul QS 2/195 berdasar hadits Bukhari dari Hudzifah))

Oo-

jenuh_blog_cianjur“Jangan Berhenti Berjuang dan berkorban demi Perjuangan”. Itulah pesan kuat yang tersirat dalam QS 2/195 dan Asbab Nuzulnya.

Kaum Anshar yang sudah banyak berkorban demi perjuangan Li’ilai Kalimatillah, terpikir untuk berhenti sejenak setelah Islam terlihat tanda tanda kejayaannya. Berhenti sejenak untuk kembali mengumpulkan Harta yang telah terkuras didermakan Fisabilillah. Sungguh mereka tidak berhasrat untuk berhenti selamanya dan meninggalkan Jalan bakti suci perjuangan, tetapi Allah segera menegur, “dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan!”

software-pencegah-bunuh-diriBagaimana jika kita berhenti sejenak, keluar dari hiruk pikuk arena perjuangan karena kejenuhan?, karena kekecewaan?, karena ketidak sabaran? Karena kesibukan mengumpulkan harta? Karena kekurangan ekonomi? Dan karena karena yang lain?. Padahal Islam, dalam pandang kasat mata, belum terlihat tanda tanda kemenangan. Padahal harta dan tenaga kita belum terkuras dalam arena perjuangan ini.

Sungguh berhenti sejenak dan keluar dari arena pacu perjuangan ini adalah membuka pintu kebinasaan, menggali lubang kehancuran dan membenamkan diri dalam kehinaan. Maka rambu ini: “Jangan Berhenti berjuang walau hanya sejenak” harus ditaati, agar lalulintas perjuangan lancar dan tidak macet. (waiman cakrabuana)****

TEAM RUANG JUANG

Tinggalkan komentar

Information

This entry was posted on 31 Desember 2012 by in Rambu-Rambu.