:: Memohon dilapangkan dada dalam mengemban amanah Dakwah ::
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي
وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي
Artinya:
“Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku,” (QS Toha (20) ayat 25-28)
Latin:
rabbi shraḥ lī ṣadrī, wa-yassir lī amrī, wa-ḥlul uqdatan min lisānī, yafqahū qawlī
Ooo-
≈ Permohonan ini adalah permohonan Nabiyyullah Musa AS, ketika harus menjalankan dakwah; menghadapi objek dakwah yang memiliki otoritas tiranik (Raja Fir’aun)
≈ Tiba-tiba saja lidahnya kelu, karena dadanya menyempit, sehingga urusanyapun menjadi sulit; menghadapi penguasa yang bukan hanya otoriter dan bengis, tetapi juga ia adalah Bapak angkatnya sendiri yang telah berjasa besar mengasuhnya sejak kecil.
≈ Tetapi, bukannya amanah dakwah yang dia hempaskan atau menyerah karena ketakutan, tetapi beliau memohon kepada Allah agar dilapangkan dadanya dalam menjalani amanah yang dianggapnya super berat ini.
wassalamu alaikum